Jumat, 18 November 2011

O.M.G

Beberapa hal unik memperlakukan, orang setelah meninggal.


1. Menjadi Atraksi
Tokoh revolusi Rusia Vladimir Lenin ingin dikuburkan di tanah keluarganya. Tapi saat ia meninggal pada tahun 1924, Joseph Stalin memaksa menaruh jenazahnya untuk tontonan publik di Red Square, menjadikannya seperti barang peninggalan sekuler komunis.

Akibatnya, sebuah organisasi bernama Research Institute for Biological Structures dibentuk untuk menjaga tubuh Lenin agar tidak membusuk. Institut itu tidak bercanda, dimana beberapa orang paling cerdas di Rusia menghabiskan lebih dari 25 tahun bekerja dan tinggal di lokasi itu untuk menyempurnakan pengawetan mayat ala sistem Soviet. Ilmuwan saat ini masih menggunakan metode mereka, yang melibatkan kontrol iklim, seminggu dua kali dibersihkan dan dilincir (diberi minyak), dan semi-tahunan direndam dalam campuran 11 bahan herbal dan kimia. Tak seperti kebanyakan jenazah, entah bagaimana, ketenarannya tak bertahan selamanya. Popularitas makam itu berkurang, dan pemerintah Rusia saat ini mempertimbangkan memberikan Lenin pemakaman yang selalu ia inginkan.


2. Menikah

Kematian bukanlah penghalang kalau cinta sudah bicara. Setidaknya di Cina. Pernikahan hantu, praktek yang menikahkan anggota keluarga dan saudara dengan pasangan yang cocok, hidup atau mati, masih merupakan sebuah pilihan.

Pernikahan hantu pertama kali muncul di legenda-legenda Cina 2,000 tahun yang lalu, dan melekat dalam budayanya sejak itu. Di satu masa, itu dilakukan sebagai upaya membuat para perawan tua bisa menumbuhkan penerimaan sosial terhadap kematian. Di masa lain, acara itu untuk menghormati putra-putra yang meninggal dengan mempersembahkan mereka pengantin wanita yang masih hidup. Persamaannya, pernikahan-pernikahan ini berfungsi secara relijius untuk membuat almarhum/ah lebih bahagia di akhirat.

Meskipun budaya ini sempat surut selama Revolusi Budaya Cina di tahun ’60an, laporan resmi mengatakan pernikahan hantu kembali marak. Saat ini, seringnya tujuannya adalah untuk memberikan sarjana-sarjana yang meninggal seorang isteri, lebih diutamakan bagi mereka yang baru saja meninggal. Namun di negara dimana pria melebihi wanita dalam angka kematian dan juga yang hidup ini, sisi negatif dari ‘pengantin jenazah’ mengantar pada insiden pembunuhan. 

Di tahun 2007, terdapat dua kasus pria dusun yang membunuh PSK, PRT, dan wanita yang sakit jiwa demi menjual tubuhnya sebagai isteri hantu. Lebih buruk lagi, mereka harus bayar. Menurut Washington Post dan The London Times, seorang pengurus makam membeli tubuh-tubuh wanita lebih dari Rp20 juta dan menjualnya pada “calon mempelai” hingga mendekati Rp50 juta.


3. Sebagai Karya Seni
Dimulai pada 1996 dengan pertunjukan BODY WORLDS di Jepang, pemeran itu menampilkan tubuh-tubuh manusia yang terkuliti dan mengguncang museum. BODY WORLDS sudah menjalani kelahirannya yang keempat dan mengikuti acara-acara kompetisi seperti Bodies Revealed, menghasilkan pendapatan Rp300M per tahun. Masalahnya, tidak selalu jelas darimana tubuh-tubuh itu berasal.

Dr. Gunther von Hagens, pria dibalik BODY WORLDS, telah mendokumentasikan bahwa tubuh-tubuh itu didonasikan secara sukarela ke organisasinya. Bagaimanapun, pesaing terbesarnya, Premier Entertainment, tidak memiliki sistem donasi yang yang teratur dengan baik. 

Mereka mendapatkan mayat-mayat itu dari jenazah-jenazah yang tak diakui di Cina. Dan disanalah terletak bahan pemikirannya. Para aktivis dan jurnalis percaya “jenazah yang tak diakui” adalah ungkapan halus untuk “napi politik yang telah dieksekusi.”

Namun hal itu tidak diterbukti. Di tahun 2006, Kanada mengkomisikan laporan HAM yang menemukan tahanan politik Cina dibunuh sehingga organ-organ mereka bisa disumbangkan bagi pasien pencangkokan. Dan pada Februari 2008, ABC News mengekspos mantan pegawai dari salah satu perusahaan Cina yang menyediakan mayat-mayat bagi Premier Entertainment. Dalam wawancara, dia mengklaim bahwa sepertiga tubuh-tubuh yang dia proses merupakan tahanan politik. Secara tak mengejutkan, pemerintah mulai menaruh perhatian. Pada Januari 2008, Majelis Negara California meleges pameran yang menggunakan tubuh manusia harus membuktikan bahwa semua tubuh itu didonasikan secara sukarela.

4. Jadi Bahan Bakar.
Sebuah krematorium modern di Jepang 
Mengkremasi jenazah menguras banyak energi dan sumber daya yang tak bisa diperbaharui. Solusinya: multiguna. Beberapa krematorium di Eropa mengganti pemanas konvensional dengan memanfaatkan panasnya yang bisa mencapai 1000 derajat Celcius. Malah, sejak tahun 1997, kota Helsingborg di Swedia menggunakan krematorium lokal mereka untuk menyediakan 10 persen dari panasnya untuk perumahannya.

5. Dijual
Menjual mayat selalu menjadi perbuatan beresiko yang menguntungkan. Di abad pertengahan, perampok makam menggasak kuburan dan menjual apapun yang mereka bisa gali keluar kepada dokter dan ilmuwan. Dan meskipun sekarang bisnis menjual mayat dan organ tubuh sudah jelas ilegal, tak berkurang keraguan bahwa hal itu masih dijalankan.
Saat ini, sistemnya berlaku seperti ini: Program donasi mayat sukarela, sering dijalankan oleh universitas-universitas, menyocokkan mayat dengan penelitian yang mereka butuhkan. Tapi karena mayat tak bisa dijual bebas, makelar yang menyediakan tubuh-tubuh ini memasang tarif tinggi untuk “pengiriman dan pengemasan.” Biaya pengiriman sebuah mayat utuh bisa sampai Rp10 juta, sementara organ-organ yang terpisah bisa lebih murah. Kepala bisa seharga Rp5 juta; sebuah lutut Rp6,5 juta; batang tubuh Rp50 juta.



6. Tidak Menyebarkan Wabah Penyakit
Akibat bencana alam seperti tsunami, banjir dan badai, adalah umum jika mayat-mayat korban dikuburkan atau dibakar secara massal sesegera mungkin. Karena untuk mencegah menyebaran penyakit. Tapi menurut WHO, mayat tidak lagi bisa menyebarkan penyakit seperti orang hidup. Plus, kebanyakan penyakit tak bertahan lama dalam tubuh orang yang sudah mati. Jadi menurut WHO mayat-mayat itu tak bisa disalahkan.
Yang terjadi adalah: pasca bencana, orang sering berakhir di kamp-kamp pengungsian dengan kebersihan yang buruk. Dan bagi wabah penyakit, itu seperti restoran all-you-can eat buffet. Disinilah terjadi penyebaran wabah penyakit. Oleh orang-orang yang masih hidup.
7. Beku dan Rusak
Di fasilitas pembekuan di seluruh dunia, orang mati tidak dibekukan lagi. Alasannya? Freezer bisa membakar. Seperti sayuran dan daging, membekukan tubuh manusia merusak jaringan, karena sel-sel pecah saat air didalamnya mengeras dan mengembang. Di masa sekarang dalam pembekuan, teorinya adalah teknologi medis masa depan bisa mengatasi kerusakan ini, seiring dengan mengobati penyakit apapun yang membunuh si pasien,

Menyadari bahwa pembekuan langsung bukanlah pilihan terbaik, ilmuwan saat ini telah membuat kemajuan signifikan dalam pembekuan (cryonic). Menggunakan proses yang disebut vitrification (pengacaan), air di dalam tubuh digantikan dengan zat anti-beku. Tubuh kemudian ditempatkan di suhu dingin, tapi tidak membentuk es. Di tahun 2005, peneliti melakukannya pada ginjal kelinci dan berhasil mengembalikannya dan membuatnya berfungsi kembali. Sebuah langkah besar dalam penelitian cryonic.

Tapi sains masih harus membuktikan bahwa seluruh tubuh bisa dipulihkan kembali. Bahkan lebih buruk, beberapa mayat yang dikacakan memunculkan retakan-retakan di tempat-tempat dimana tidak seharusnya tidak ada retakan. Sampai kekurangan itu bisa diatasi, harapan untuk dibekukan lalu dihidupkan kembali di masa depan masihlah sekedar mimpi. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar